1. Hakikat Menulis Paragraf Deskripsi
Pembelajaran menulis pada hakekatnya adalah suatu
pembelajaran tentang bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya
lewat media tulisan. Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengemukakan
keperluannya, bisa merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal yang penting
atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka. Bahkan,
menulis juga bisa dijadikan hiburan, dimana seseorang bisa mengkomunikasikan
perasaan dan idenya kepada orang lain melalui media dan bentuk yang beragam,
seperti surat, otobiografi, cerita, dan esai.
Terdapat banyak jenis karangan atau tulisan, seperti tulisan
naratif, deskriptif, argumentatif, persuasif, dengan berbagai kelasnya, seperti
klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, dan lain-lain. Seluruh jenis tulisan
tersebut harus dikuasai oleh mahasiswa dimana mereka diharapkan mampu
menunjukkan penguasaan akan jenis-jenis tulisan termasuk komponen kebahasaan
lainnya. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa untuk mengungkapkan ide dan
perasaan mereka akan bisa tersampaikan secara efektif kepada pembacanya.
Menulis adalah kegiatan menuangkan ide,
gagasan, konsep, pikiran, ataupun imaginasi ke dalam bentuk tulis (cetak).
Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis merupakan aspek yang paling
sulit di antara keterampilan lainnya, seperti mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Pada kegiatan menulis, siswa dituntut mencurahkan segala pengetahuan
dan kemampuan lainnya untuk dapat menghasilkan sebuah “tulisan”. Tulisan yang
baik umumnya dihasilkan oleh orang gemar membaca, berwawasan luas, banyak
mendengarkan segala sesuatu, dan mempunyai kemampuan berpikir yang baik.
Leonhardt (2005:103) berpendapat bahwa kebiasaan membaca sangat penting bagi
keberhasilan menulis.
Tulisan yang baik memiliki alur, isi, dan
kebahasaannya yang baik. Dari segi alur, tulisan yang baik mempunyai alur
berpikir yang urut, dan berkesinambungan. Dari segi isi, tulisan yang baik
memuat informasi yang benar-benar akurat dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dan dari segi kebahasaan, karangan yang
baik menggunakan ejaan yang benar, diksi yang variatif, kalimat yang efektif,
dan paragraf yang padu.
Deskripsi
adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu obyek atau suatu hal
sedemikian rupa, sehingga obyek itu seolah-olah berada di depan mata kepala
pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri
obyek itu (Keraf 1995:16). Deskripsi memberi satu citra mental mengenai sesuatu
hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi.
Fungsi
utama dari deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang-barang atau
obyeknya, atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu. Deskripsi membuat
kita melihat yaitu membuat visualisasi mengenai obyeknya, atau dengan kata lain
deskripsi memusatkan uraiannya pada penampakan barang. Dalam deskripsi kita
melihat obyek garapan secara hidup dan konkrit, kita melihat obyek secara
bulat.
Misalnya
kita akan membuat deskripsi tentang sebuah rumah, diharapkan
menyajukan banyak penampilan individual dan karakteristik dari rumah itu, dan beberapa
aspek yang dapat dianalisis seperti : besarnya, materi konstruksinya, dan
rancangan arsitekturnya. Demikian pula deskripsi suatu daerah pedesaan kurang
bertalian dengan ciri-ciri studi topografis, tetapi lebih terfokus pada
macam-macam keistimewaan umum, dan suasana lokal yang menarik. Karena sasaran
yang dituju adalah memberi perhatian pada penampilan yang khas dari obyeknya.
Deskripsi lebih memberikan citra yang menarik mengenai objek itu. Deskripsi
banyak kaitannya dengan hubungan pancaindera dan pencitraan, maka banyak
tulisan deskripsi di klasifikasikan sebagai tulisan kreatif.
Tujuan menulis
deskripsi adalah membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap
penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang
digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang
dideskipsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita,
sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda
balapan, wajah seseorang yang cantik molek, atau seseorang yang putus asa,
alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya.
4.1 Pengertian Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman semua pancaindra dengan kata-kata
secara jelas dan terperinci. Tujuan dari paragraf ini adalah untuk memberikan
perincian atau detail tentang objek sehingga pembaca seakan-akan ikut melihat, mendengar,
merasakan, atau mengalami apa yang dideskripsikan.
Contoh:
Taman itu juga dihiasi beberapa patung
bangau putih. Patung-patung itu terlihat sangat unik. Di tengah taman terdapat
kolam. Di tengah kolam terdapat air mancur. Aneka mainan anak-anak turut
melengkapi Taman Wisata Kaliurang.
Paragraf
deskripsi merupakan penggambaran suatu keadaan dengan kalimat-kalimat, sehingga
menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan
sehidup-hidupnya, sehingga apa yang dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan
pembaca. Paragraf adalah kesatuan yang
lebih tinggi dari kalimat. Paragraf hanya terdiri dari satu tema. Paragraf
bukan satu kalimat, tetapi beberapa kalimat yang memiliki satu pokok pikiran.
Pokok pikiran dalam paragraf didukung oleh adanya kesatuan arti yang bersumber
dari beberapa kalimat. Jadi, paragraf bukan kumpulan dari beberapa kalimat yang
tidak memiliki kesatuan arti (Anwar Hasnun, 2006:25).
Unsur-unsur paragraf deskripsi dalam hal ini
berarti bagian-bagian yang membangun paragraf deskripsi. Unsur iitu jugalah
yang sekaligus menjadi patokan penilaian suatu paragraf deskripsi, apakah
paragraf yang ditulis itu sempurna atau tidak. Wandono dalam Siburian (2010:18)
mengemukakan unsur-unsur paragraf deskripsi berikut ini.
1). Isi
Dalam paragraf deskripsi, isi merupakan aspek
penilaian. Isi mencakup topik dan urutan pengembangannya. Sebuah topik dapat
bersumber dari pengalaman, pengetahuan, imajinasi, pendapat dan keyakinan,
fakta. Jadi paragraph tersebut mungkin menyajikan pendapat, keyakinan, fakta,
pendapat sikap, tanggapan, imajinasi, ramalan, dan sebagainya. Sebuah topik
dalam paragraf dirumuskan lagi ke dalam sub topik sehingga terbentuk kerangka
yang baik, atau urutan pengembangannya dalam sebuah paragraf.
Isi paragraf yang baik harus memeprlihatkan
urutan pengembangan yang cukup mendetail, serta disusun dengan cermat dan
logis. Dengan demikian, susunan paragraf menjadi teratur dan penulis tidak
keluar dari sasaran yang telah dirumuskan.
2). Dalam sebuah paragraf organisasi isi perlu diperhatikan. Organisasi isi
dalam paragraf adalah mengolah bahan, mengaturnya, mengembangkannya serta
menyusunya dalam struktur yang logis. Organisasi isi yang baik harus
memperhatikan kohesi dan koherensi. Kohesi dapat terlihat melalui penyusunan
atau hubungan kalimat yang logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam
paragraph menjadi satu padu, utuh dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun
melalui kata penghubung, kata ganti dan kata kunci (pengulangan kata yang
dipentingkan). Koherensi terlihat apabila kalimat yang satu dengan yang alin
jelas menunjukkan hubungan timbale balik yang logis serta secara jelas membahas
satu gagasan utama.
3). Diksi/ Pilihan Kata
Dalam paragraf deskripsi, diksi membuat
karangan lebih menarik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:264), diksi
adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaanya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan).
Agar usaha mendayagunakan teknik penceritaan
yang menarik lewat pilihan kata maka diksi yang baik harus (1) tepat memilih
kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamatkan, (2) seorang pengarang
harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya, (3) pilihan kata
yang tepat adan sesuai hanya mungkin kalau ia menguasai sejumlah besar kosa
kata (pembendaharaan kata).
4). Impresionisme
Paragraf deskripsi impresionisme memperlihatkan
dua hal. Pertama adanya objek yang dilukiskan. Objek yang dilukiskan itu
bersumber daari pengalaman, penamatan, imajinasi, dan sebagainya. Dalam
paragraf deskripsi pelukisan sebuah objek harus menarik perhatian, sehingga
benar-benar dapat dilihat, didengar, dibaca dan dirasakan oleh pembaca.
Kedua, adanya rincian terhadap objek yang
dilukiskan. Rincian tersebut dapat berupa ciri atau detail-detail sebuah objek.
Objek yang dilukiskan dai rincian tersebut akan memperlihatkan sebuah paragraf
deskripsi yang menarik. Dengan demikian sebuah karangan deskripsi dapat
memenuhi keberadaanya sebagai sebuah paragraf deskripsi yang khas.
Jadi, jelaslah bahwa sesuatu (objek) yang ingin
dilukiskan haruslah memiliki rincian yang dipandang menonjol mengenai objek
itu. Rincian terhadap objek tersebut juga dapat membedakan antara objek yang dilukiskan
dengan objek lainnya. Dengan demikian paragraf deskripsi tersebut akan terlihat
menarik.
Dalam penelitian ini, penilaian paragraf
deskripsi menggunakan unsur-unsur di atas sebagai deskriptor yang kemudian
dikembangkan menjadi indikator. Dengan indikator tersebut, maka data kemampuan
menulis paragraf deskripsi dapat diukur.
4.2 Macam-macam Paragraf
Deskripsi
Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan
atas dua macam, yaitu :
1) Paragraf deskripsi spasial adalah
paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa.
Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar
dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh :
Contoh :
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-sebentar
hiruk pikuk yang tiada berketentuan itu
menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati,
pertanda seorang raja rimbah alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di
rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan- mengasihani, yang
rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamnya “raja gulita”.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamnya “raja gulita”.
2) Paragraf deskripsi objektif adalah
paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa
adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu
membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari
berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar
dalam bayangan pembaca.
Apabila
objek yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan
terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan,
watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang kerja dsb
Contoh:
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
4.3 Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi
1. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2. Penggambaran tersebut dilakukan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan indera
3. Membuat pembaca atau pendengar
merasakan sendiri atau mengalami sendiri
4. Pola Pengembangan
5. Pola pengembangan spasial yaitu pola
pengembangan paragraf yang didasarkan ruang dan waktu
6. Pola pengembangan sudut pandang atau
objektif adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat dan posisi
seorang penulis dalam melihat sesuatu
4.4 Langkah-langkah Menulis
Paragraf Deskripsi
Langkah-langkah
dalam menulis paragraf deskripsi adalah: (1) menentukan tema;(2) menetapkan
tujuan penulisan; (3) mengumpulkan bahan; (4) membuat kerangka karangan; (5)
mengembangkan kerangka karangan; dan (6) merevisi karangan.
Langkah yang pertama adalah menentukan tema. Pada kegiatan
iniyang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu karangan ialahmenentukan
tema. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan apa yang dibahasdalam tulisan.
Tema adalah gagasan pokok yang hendak disampaikan didalam penulisan. Gagasan
atau ide pokok dapat diperoleh dari pengalaman, hasil penelitian,
beberapa sumber, pendapat, dan pengamatan. Pernyataan tema mungkin saja sama
dengan judul, tetapi mungkin juga tidak.
Langkah kedua adalah menetapkan tujuan penulisan. Pada
langkah ini setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan
yang akan dilaksanakannya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan
harusditentukan lebih dahulu karena hal ini merupakan titik tolak dalam
seluruhkegiatan menulis selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan,
akandiketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan. Kita akan tahu bahan-bahan
yang diperlukan, macam organisasi karangan yang akanditerapkan, atau mungkin
sudut pandang yang akan dipilih. Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan
mengarahkan serta membatasi karangan.Kesadaran mengenai tujuan selama proses
penulisan akan menjaga keutuhantulisan.
Langkah ketiga adalah mengumpulkan bahan. Pada waktu
memilihdan membatasi topik kita hendaknya sudah memperkirakan kemungkinan mendapatkan
bahan. Dengan membatasi topik, maka kita pun sebetulnya telahmemusatkan
perhatian pada topik yang terbatas itu, serta mengumpulkan bahan yang khusus
pula. Bahan penulisan ini dapat dikumpulkan pada tahap prapenulisan dan dapat
pula pada waktu penulisan berlangsung. Untuk masalah kecil yang tujuannya
sudah jelas dalam pikiran kita penetapan danpengumpulan bahan dapat dilakukan
pada waktu penulisan.
Langkah keempat adalah membuat kerangka karangan.
Agarorganisasi karangan dapat ditentukan, sebelumnya kita harus menyusun kerangka
karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan satu cara untuk menyusun
suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur yang teratur darikarangan yang akan
ditulis. Kerangka karangan merupakan suatu rencanakerja yang dapat digunakan
sebagai garis besarnya dalam mengarang. Kerangka karangan juga menjamin penulis
dalam ide secara logis dan teratur. Penyusunan kerangka karangan sangat
dianjurkan karena akan menghindarkanpenulis dari kesalahan-kesalahan yang tidak
perlu terjadi.
Kegunaan
kerangka karangan bagi penulis adalah (a) kerangkakarangan dapat ulis menyusun
karangan secara teratur dan tidak membahas satu gagasan dua kali serta
dapat mencegah penulis keluar darisasaran yang sudah dirumuskan dalam topik
atau judul; (b) sebuah kerangkakarangan memperlihatkan bagian-bagian pokok
karangan serta memberikemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut. Hal
ini akan membantupenulis menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai dengan
variasi yangdiinginkan; dan (c) sebuah kerangka karangan akan memperlihatkan
kepadapenulis bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan
yangakan ditulisnya nanti.
Langkah yang kelima adalah mengembangkan kerangka karangan. Pada
langkah ini penulis mengembangkan kerangka karangan menjadi suatukarangan atau
tulisan yang utuh.
Dan langkah yang terakhir adalah
merevisikarangan. Pada langkah ini meneliti secara meyeluruh mengenai ejaan.
more info : www.marketglory.com/strategygame/willbeedone
BalasHapusterimakasih ka2k buat postingannya..
BalasHapuscopi dikit ea,, buat ngerjakan tugas,,
terimakasih..
Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat anak saya. hehe
BalasHapusJangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja BUMN PT Pertamina (Persero)
keren
BalasHapusGood luck!
BalasHapusGrabs at the Casino in Montville, OK - Mapyro
BalasHapusYou're looking 김천 출장마사지 for a 제주 출장안마 place to stay in 파주 출장샵 Montville, OK! We 속초 출장마사지 have everything you need for a fun, friendly and enjoyable 파주 출장안마 stay.